"Rapuh dan Kuat"
Kesempatan kali ininmerupakan kesempatan retret pertama yang ditawarkan kepada para kaum muda di Diosis Dili. Para Suster dari Konggregasi Hati Kudus memberikan sambutan yang hangat di rumah tempat tinggal mereka yang terletak di sebuah desa di pegunungan Bazartete. Di lingkungan rumah mereka juga ada sebuah Taman Kanak-kanak yang berubah fungsi menjadi tempat hening saat acara berlangsung.
Komisi Kepemudaan setempat telah mengundang seluruh paroki dari Diosis tersebut untuk mengirimkan dua kaum muda sebagai wakil dari paroki mereka dalam pertemuan ini. Saat acara berlangsung para peserta yang hadir berjumlah sekitar 45 orang. Inti dari perenungan diambil dari "Surat dari Kenya" dan untuk lebih mendorong keikutsertaan secara aktif dari para peserta, mereka kemudian diminta untuk membuat poster yang menggambarkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan: “Dari sumber manakah kehidupan kita berasal; hal-hal apa saja yang dapat membantu saya untuk membersihkan jalan menuju sumber tersebut?”
Pada hari Sabtu sore, semua peserta turun ke Dili untuk mengikuti acara doa yang terbuka bagi siapa saja, terutama bagi mereka yang tidak dapat hadir di Bazartete. Dua kendala muncul: tempat yang sedianya akan dipergunakan untuk acara doa sedang dipergunakan oleh orang lain; kendala kedua listrik padam akibat hujan deras yang turun. Walaupun kendala-kendala muncul namun doa dapat dilangsungkan dan diikuti oleh beberapa ratus kaum muda.
Di Venilale, di Diosis Baucau, sebuah tantangan yang lain sedang menunggu kami. Beberapa ratus kaum muda berusia antara 10-25 tahun datang bukan hanya dari paroki setempat serta sekolah-sekolah Salesian namun ada diantara mereka yang datang dari kota tetangga Fatumaca. Selebaran yang berisi nyanyian-nyanyian dan "Surat dari Kenya" habis tanpa sisa. Rentang usia para peserta menimbulkan kekhawatiran bahwa tidak semua dari mereka akan memahami "Surat dari Kenya". Bagaimanapun juga hal yang sebaliknya sungguh terjadi dan banyak dari mereka yang membagikan kesaksian hingga acara harus dihentikan guna mengikuti acara doa bersama.
Di tahun 2007, paroki Venilale merupakan tempat terjadinya banyak tindak kejahatan. Di awal pertemuan, pastor paroki berbicara tentang kebutuhan mendesak akan adanya upaya rujuk kembali / rekonsiliasi. Di tahun 2007 bahkan anak-anak ikut terlibat dalam kejahatan. Setelah membaca bagian pertama "Surat dari Kenya" para kaum muda membagi diri dalam kelompok-kelompok kecil. Selanjutnya salah seorang pemandu menjelaskan bahwa mereka dapat membagikan apa yang telah mereka bicarakan dalam kelompok yang lebih besar nantinya. Mengesankan sekali melihat banyak dari mereka yang menaikkan telunjuk agar dapat diminta untuk berbicara.
Berikut ini adalah kesimpulan yang dibuat oleh salah seorang pemandu
Kunjungan Anda ke Timor Leste dapat terwujud setelah kesulitan-kesulitan yang terjadi selama beberapa tahun akibat tindak kejahatan dan situasi politik yang labil di dalam negeri kami. Kunjungan ini menegaskan kembali bahwa masih ada harapan bagi negeri ini karena melalui acara pertemuan dan doa bersama kaum muda mengungkapkan diri mereka sebagai “tanah yang subur”, tempat di mana semua hal yang baik dan proyek-proyek kerja dapat ditanamkan. Kami memiliki tanggung jawab yang besar dan kami gembira bahwa kami dapat mengandalkan rasa kesetiakawanan, dukungan dan doa Anda guna melanjutkan pembangunan negeri yang rapuh dan yang sangat kami cintai ini... Segala sesuatu yang telah kami rencanakan berjalan dengan baik dan lancar … Hal ini juga merupakan tanda yang baik karena sudah berkali-kali kami memiliki anggapan bahwa bahkan satu langkah yang kecil saja membutuhkan banyak tenaga serta iman percaya... Kunjungan Anda minggu ini sungguh sangat melegakan dan penuh sukacita ... Terima kasih telah membagikan kepada kami harapan sejati ini dan juga untuk keikutsertaan Anda dalam bagian ziarah iman ini bersama kami.
Sekarang banyak kaum muda saling berbagi tentang saat hening dan doa sederhana yang membantu mereka untuk menemukan sumber kehidupan mereka dalam Yesus... Bagi sebagian besar dari mereka acara ini benar-benar merupakan pembaharuan total atas sesuatu yang menjadi inti dari kehidupan mereka, inti yang hampir saja mati oleh karena begitu banyaknya penderitaan dan pengalaman-pengalaman pribadi maupun kehidupan di Timor Leste yang sangat mengecewakan mereka...