8 Juli 2009, Cebu
Urlie Chavez berasal dari Cebu. Dia berusia 28 tahun dan dia bekerja sebagai guru sekolah dasar di sebuah sekolah negeri. Pada musim semi tahun lalu antara bulan April hingga Juli 2008 dia singgah di desa Taizé di Prancis. Dia mewakili Komisi Kepemudaan dari Keuskupan Agung Cebu. Kaum muda Filipina yang berkecimpung dalam pelayanan bagi kaum muda diundang oleh Komunitas Taizé untuk tinggal selama tiga bulan dan berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan kaum muda yang diadakan di Taizé. Mereka juga ikut berdoa bersama-sama dengan Komunitas dan membantu dalam berbagai pekerjaan praktis sebagai sukarelawan.
Urlie akan mengkoordinir persiapan para kaum muda dari Keuskupan Agung Cebu yang akan ikut serta dalam Ziarah Iman 2010 di Manila.
Pada tnagal 8 Juli, Komisi Kepemudaan mengadakan acara doa dengan naynyian-nyanyian dari Taizé di Katedral Cebu. Di sebuah pertemuan yang diadakan di kantor Komisi Kepemudaan Urlie membagikan pengalamannya selama tinggal di Taizé dan juga memberi kesempatan padanya untuk berbicara tentang persiapan Ziarah Iman.
Tiga bulan di Taizé: berbagi kehidupan dan iman – keheningan – penyambutan kaum muda
Bagi saya, pengalaman tinggal di Taizé merupakan saat-saat yang mengagumkan dan sangat memperkaya kehidupan saya secara pribadi. Saya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Di Taizé, Anda merasa seakan-akan berada di surga. Anda tidak harus berpikir tentang masalah-masalah yang Anda hadapi, Anda cukup diminta untuk menghayati apa yang ada di sana, hidup dalam kesederhanaan dan perjumpaan dengan orang lain yang dalam waktu singkat akan segera menjadi kawan karib Anda. Setiap minggu Anda dapat bertemu dengan orang-orang yang berbeda. Pengalaman bertemu dengan orang lain ini merupakan pengalaman dan kesempatan yang baik, juga merupakan kesempatan untuk dapat saling berbagi tentang pengalaman iman dan kehidupan kita.
Di Taizé, saat hening merupakan sebuah pengalaman baru buat saya, saat hening di tengah-tengah acara doa bersama dan khususnya saat mengalami retret satu minggu dalam keheningan. Hari pertama dari minggu tersebut terasa sangat berat bagi saya. Sebelumnya saya hanya memiliki pengalaman berdiam dalam keheningan selama tiga puluh menit. Namun pengalaman tersebut membuahkan hasil bagi saya. Saya mendapatkan begitu banyak kebajikan dalam hidup. Di awal retret saya mengajukan banyak permohonan kepada Tuhan namun saat retret selesai, kehendak Tuhan-lah yang mengendalikan hidup saya.
Saya menghayati semacam rekonsiliasi dalam diri saya. Ada kalanya saya mengalami keragu-raguan dalam iman. Kemudian saya menemukan bahwa Anda tidak perlu kuatir, semuanya ada dalam genggaman Allah.
Pengalaman penting lainnya selama saya di Taizé ialah "penyambutan kaum muda". Tugas ini cukup sulit bagi saya. Dalam menggeluti pekerjaan, saya kadang marah dan bersungut-sungut. Dengan pengalaman ini saya kemudian menjadi lebih ramah kepada para murid saya, saya selalu memberi senyum kepada mereka. Hal inilah yang membuat saya bergembira. Menurut saya pengalaman ini membantu saya untuk mengetahui apa pekerjaan saya, bagaimana menanggapi dan bertemu dengan orang lain.
Pengalaman di Taizé menumbuhkembangkan keinginan saya untuk membantu para kaum muda serta menjadi seorang pelayan yang cekatan melalui pelayanan kerasulan saya.
Apa yang dapat kita lakukan bagi kaum muda?
Sekarang saya merenungkan bagaimana saya dapat membantu kaum muda yang tinggal di kota saya, di sini di Cebu.
Apa yang dibutuhkan oleh kaum muda adalah hubungan yang baik. Kami sedang menyusun sebuah modul yang kami harapkan dapat menyentuh segenap sisi dari kehidupan mereka, hubungan dengan diri mereka sendiri, hubungan mereka dengan sesama yang lain serta hubungan mereka dengan Allah. Mungkin dengan tiga aspek ini kami dapat membantu kehidupan mereka.
"Ziarah Iman" membantu kaum muda untuk menciptakan pengharapan dan iman percaya. Mereka berusaha menemukan harapan. Para kaum muda membutuhkan jawaban serta jalan keluar. Mereka menemui banyak permasalahan dalam masyarakat, di sekolah, universitas atau bahkan di dalam keluarga mereka sendiri dan permasalahan dengan jati diri mereka. Dengan "Ziarah Iman" ini mereka dapat menggapai harapan yang melaluinya, mereka tidak akan berjalan mundur namun mereka akan melaju menuju kehidupan baru.
"Ziarah Iman" - Tiga tahapan di Cebu
Kami sedang mempersiapkan mereka menuju "Ziarah Iman". Kami harap akan ada banyak peziarah yang datang ke Manila. Kami ingin mengarahkan mereka tentang Taizé. Di Keuskupan Agung Cebu kami menyiapkan tiga tahapan:
Tahap pertama adalah tahap informatif. Kami mengirimkan beberapa surat, mengundang kaum muda secara langsung dan melalui situs internet. Setelah kami mendapatkan beberapa pendaftar pertama, kami akan memberi mereka pengarahan-pengarahan awal agar mereka dapat dipersiapkan dan diberi arahan tentang acara ini dan mereka akan dipersiapkan secara rohani, emosional dan juga sisi keuangan mereka (senyum!). Kami harap ratusan bahkan ribuan kaum muda dari Keuskupan kami dapat datang.
Tahapan kedua adalah mendukung para peziarah dan membantu mereka dalam beberapa hal.
Tahap ke tiga adalah melakukan tindak lanjut setelah mengikuti "Ziarah Iman ini. Bagaimana mereka menghayati peziarahan ini? apa yang mereka alami selama lima hari bertemu, berdoa dan saling berbagi pendapat dengan para kaum muda yang datang dari berbagai negara?. Bagaimanakah nantinya para peziarah muda ini dapat menjadi penabur dan pelayan bagi para kaum muda yang tidak ikut serta dalam peziarahan ini? Tentu saja ini hanya merupakan rancangan acara
Kita semua tahu bahwa kaum muda adalah masa depan dari Keuskupan setempat. Saya harapkan bahwa setelah pertemuan ini para kaum muda dapat ikut serta secara aktif dalam usaha memecahkan permasalahan yang ada dalam masyarakat dan membantu perkembangan negeri ini.
Harapan baru: hidup dalam kesederhanaan- hidup berdampingan dengan sesama yang lain- menghayati hidup batin - hidup dengan Allah
Dengan ikut serta dalam "Ziarah Iman" kita bisa mendapatkan harapan baru dan memahami secara lebih baik tentang apa yang dihadapi oleh negeri ini saat ini. Taizé dapat menjadi bagian dari hidup kita, pengalaman ini dapat membantu kita untuk hidup lebih sederhana. Sulit untuk menggambarkan Taizé, saya tidak tahu bagaimana harus menguraikannya namun saya ingin membagikan pengalaman saya di sana dengan banyak orang.
Bagi mereka yang sama sekali tidak tahu tentang acara ini, saya ingin sampaikan bahwa: alamilah "Ziarah Iman"! Anda dapat mengalami hidup dalam kesederhanaan, mengalami bagaimana hidup dengan mereka yang lain, juga pengalaman bagaimana menghayati hidup batin serta pengalaman hidup dengan Allah.
Empat pengalaman yang dapat Anda peroleh saat ikut serta dalam "Ziarah Iman", Anda dapat mengalami dan membagikannya dengan rekan-rekan muda yang lain, juga dengan mereka yang berkecimpung dalam kehidupan gereja namun juga dengan mereka yang sama sekali berada "diluar gereja", terutama dengan kaum muda yang tidak begitu terlibat di dalam gereja.