Saat acara pertemuan di Jenewa, Bruder Alois mengumumkan, “Kita akan melanjutkan pertemuan-pertemuan kaum muda di benua-benua yang lain. Setelah Asia dan Amerika Latin, tahun depan kita akan pergi ke Afrika. Dari tanggal 26-30 November kita akan disambut di bawah garis khatulistiwa, di Afrika Timur, di Kenya, di kota Nairobi.”
26 - 30 November 2008

Pengumuman akan diadakannya pertemuan ini datang di saat yang dramatis bagi Kenya. Setiap hari media massa menghadirkan berita-berita tentang segala bentuk tindak kejahatan yang terjadi setelah diadakannya pemilihan umum. Pada saat pertemuan di Jenewa, Kenya dan para korban pergolakan ini senantiasa diingat dalam setiap acara doa yang diadakan.
Rev. Simon Githiora dan Father Peter Muigai, penanggung jawab pelayanan bagi kaum muda Protestan dan Katolik di Kenya, datang secara khusus ke Jenewa untuk mengikuti pengumuman tentang pertemuan di Nairobi. Dua kaum muda dari Kenya, Japhet dan Peter datang pula secara khusus di pertemuan tersebut, Bruder Alois kemudian mengundang mereka untuk menyampaikan sesuatu:
Japhet: Kami gembira bisa menyambut tahapan "Ziarah Iman di Bumi" di Afrika. Kami akan tunjukkan kepada Anda bagaimana kaum muda mendukung sebuah pengharapan di negara kami. Anda akan melihat bagaimana keramahan keluarga-keluarga dan masyarakat menjadi hal yang penting bagi kami.
Peter: Kami ingin mengungkapkan kepada Anda sekalian dalam bahasa Swahili: “Karibu Kenya, Selamat Datang di Kenya!”
Tanggapan-tanggapan awal

Pertemuan tersebut disambut dengan kegairahan yang luar biasa.
Dari Uganda: Saya gembira mendengar berita bahwa Taizé sedang mempersiapkan sebuah pertemuan di Nairobi. … Bagi saya pertemuan Nairobi ini hadir di saat yang tepat, di mana banyak kaum muda Afrika membutuhkan kesederhanaan hidup secara rohani, di saat Kenya dan banyak negara Afrika lainnya melalui masa-masa pergolakan akibat perang, tindak kejahatan di seputar pemilihan umum dan pedidikan yang kurang memadai … Saya siap membantu untuk memberikan dukungan dan pendapat sejauh kemampuan saya guna membantu persiapan-persiapan pertemuan kaum muda. Robert
Dari Tanzania: Bagi kami yang pernah berkunjung ke Taizé, kami akan coba mengundang para kaum muda dari Tanzania untuk menghadiri pertemuan di Nairobi … Kami bersepakat untuk bertemu pada setiap hari Minggu pertama setiap bulannya, untuk berdoa bersama, bernyanyi, berefleksi dan saling berbagi pendapat. Sekarang kami juga bisa membicarakan bagaimana kami bisa membantu persiapan pertemuan di Nairobi ini. Caroline
Dari Uganda : Akhirnya, Taizé mempersiapkan sebuah pertemuan di Afrika Timur. Ini sangat luar biasa dan saya berharap bahwa para kaum muda akan menyukainya, akan mampu menghadirinya dan akan menerima kabar tepat pada waktunya! Saya berikan segenap dukungan yang saya mampu berikan dan juga doa-doa saya. …
Dari Uganda: Tentu saja kami bergembira mendengar sebuah pertemuan Afrika sedang dipersiapkan, khususnya pertemuan tersebut akan menjadi yang pertama setelah bertahun-tahun lamanya. Di sini di Uganda … kami senantiasa menjalin hubungan satu dengan yang lain dan kami tentu saja berharap bisa ikut ambil bagian dalam pertemuan di Nairobi. Isaiah
Dari Uganda : Beberapa hari terakhir ini perhatian kami tersita pada kejadian-kejadian di Kenya di seputar pemilihan umum presiden dan parlemen pada tanggal 27 Desember yang lalu. Melihat bagaimana tindak-tindak kejahatan yang terjadi semakin diperparah oleh perbedaan-perbedaan yang ada di antara masyarakat Kenya, saya percaya bahwa tahun 2008 merupakan saat yang tepat untuk mempersiapkan sebuah pertemuan dan mencoba untuk memperdamaikan masyarakat yang sedang bertikai; juga untuk memikirkan bersama tentang bagaimana mengatasi rintangan-rintangan yang memisahkan kita. Bagaimana kita dapat mengatasi perbedaan-perbedaan yang ada di antara suku Kikuyu dan Luo, di antara orang-orang Uganda dan orang-orang Kenya, dan lain sebagainya?
Saya pikir di Kampala, sebagai persiapan untuk acara ini, kami bisa membentuk sebuah tim persiapan dan mungkin juga untuk memandu doa yang secara berkala diadakan di Makerere. Kami bisa menghubungi paroki-paroki, diosis-diosis dan pusat-pusat pelayanan mahasiswa agar para wakil mereka bisa mempersiapkannya bersama kami. Boniface
Para Bruder di Kenya

Dalam rangka persiapan pertemuan di Afrika Timur tahun ini, tiga bruder Taizé telah berkunjung ke Kenya selama bulan Oktober 2007. Salah satu dari mereka-yang berasal dari Kongo (RDK)-menulis: Kami tiba dengan selamat dan sungguh menggembirakan bisa kembali mengunjungi tempat-tempat yang pernah kami singgahi selama kunjungan kami di bulan Februari yang lalu! Terlebih lagi, ketika kami bisa kembali menggunakan jasa transportasi umum. Sangat hidup sekali suasananya! Kami tinggal di daerah yang bernama "Ruaraka"... Kehidupan kami dalam satu tempat tinggal sementara sangat sederhana. Kami hanya memiliki beberapa peralatan namun kami tidak kekurangan suatu apa... Kemarin kami mengunjungi perkampungan Mathare Valley dan Kariobangi. Sangat menggembirakan pula bisa berjumpa dengan beberapa kaum muda yang kami kenal, seperti misalnya, Ken, Ben dan Alicie, yang pernah berkunjung ke Taizé tahun ini serta beberapa lainnya yang telah berkunjung kesana di tahun-tahun sebelumnya... Selanjutnya diadakan acara doa di Gereja St. Martin yang diikuti oleh tiga puluh anak dan sekitar dua puluh kaum muda. Doa tersebut mengingatkan kami pada suasana doa di rumah para bruder di Dakar, Senegal: doa yang sederhana dan penuh kegembiraan…”

Seorang bruder lainnya menambahkan, “Kunjungan di bulan Oktober tersebut memungkinkan adanya kemajuan dalam persiapan pendahuluan dari pertemuan kaum muda yang akan diadakan pada akhir bulan November 2008. Kami berhasil mengunjungi sekitar tiga puluh paroki, sekolah-sekolah, komunitas-komunitas keagamaan… Kami juga telah menjalin hubungan dengan Gereja-gereja Presbiterian, Anglikan dan Katholik; sedangkan yang lain sedang menjajaki hubungan dengan Gereja-gereja Baptis dan Koptik… Dari bulan Februari yang akan datang, kami akan mampu menindak-lanjuti kunjungan-kunjungan serta mejalin kembali hubungan-hubungan dengan para kaum muda … Tantangan-tantangan yang ada sangat beragam, misalnya: organisasi, memperkenalkan doa yang meditatif dan hening … keramah-tamahan di lingkungan sekitar; keikutsertaan para kaum muda dari latar belakang sosial yang berbeda-beda… Sisi internasional dari acara pertemuan ini; gagasan-gagasan baru yang muncul; permintaan bantuan untuk mengatur acara di hari-hari tersebut; tuntutan sebuah pertemuan yang berpusat pada doa – semuanya ini mewakili ‘pintu-pintu masuk’ untuk menggerakkan para kaum muda di tempat dimana mereka tinggal…”
Kelompok bruder pertama akan tiba di Nairobi di akhir bulan Januari.
