TAIZÉ

Renungan Alkitab Bulanan

 
Renungan-renungan Alkitab ini dimaksudkan sebagai sarana untuk berjumpa dengan Allah dalam keheningan dan doa ditengah segala kesibukan kita sehari-hari. Carilah waktu yang tepat untuk membaca bagian Alkitab beserta tafsiran singkatnya kemudian renungkanlah pertanyaan-pertanyaan yang ada. Selanjutnya, bersama dengan sekitar 3 hingga 10 orang, Anda bisa saling bertemu dalam kelompok kecil untuk saling membagikan hasil perenungan masing-masing dan jika memungkinkan pada akhir perbicangan bisa diadakan doa bersama.

JPEG - 31.8 ko

2011

Nopember

Mazmur 22: Dari Kesesakan Menuju Pujian
Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?
Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.
Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab,
dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang.
Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.
Kepada-Mu nenek moyang kami percaya;
mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka.
Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput;
kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu.
Tetapi aku ini cacing dan bukan orang,
cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak.
Semua yang melihat aku mengolok-olok aku,
mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya:
"Ia menyerah kepada TUHAN;
biarlah Dia yang meluputkannya,
biarlah Dia yang melepaskannya!
Bukankah Dia berkenan kepadanya?"
Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan;
Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku.
Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir,
sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku.
Janganlah jauh dari padaku,
sebab kesusahan telah dekat,
dan tidak ada yang menolong.
Banyak lembu jantan mengerumuni aku;
banteng-banteng dari Basan mengepung aku;
mereka mengangakan mulutnya terhadap aku
seperti singa yang menerkam dan mengaum.
Seperti air aku tercurah,
dan segala tulangku terlepas dari sendinya;
hatiku menjadi seperti lilin,
hancur luluh di dalam dadaku;
kekuatanku kering seperti beling,
lidahku melekat pada langit-langit mulutku;
dan dalam debu maut Kauletakkan aku.
Sebab anjing-anjing mengerumuni aku,
gerombolan penjahat mengepung aku,
mereka menusuk tangan dan kakiku.
Segala tulangku dapat kuhitung;
mereka menonton, mereka memandangi aku.
Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka,
dan mereka membuang undi atas jubahku.
Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh;
ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
Lepaskanlah aku dari pedang,
dan nyawaku dari cengkeraman anjing.
Selamatkanlah aku dari mulut singa,
dan dari tanduk banteng.
Engkau telah menjawab aku!
Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku
dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah:
kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia,
hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia,
dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!
Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas,
dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu,
dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya.
Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar;
nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia.
Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya!
Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN;
dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya.
Sebab TUHANlah yang empunya kerajaan,
Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa.
Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi,
di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu,
dan orang yang tidak dapat menyambung hidup.
Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya,
dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang.
Mereka akan memberitakan keadilan-Nya
kepada bangsa yang akan lahir nanti,
sebab Ia telah melakukannya.
(Mazmur 22)

"Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Sulit untuk membayangkan sebuah doa yang lebih menyedihkan dari kata-kata pertama di Mazmur 22. Pemazmur tidak hanya berdoa dengan berkata "Tuhan", tetapi "Allahku, Allahku". Sangat jauh perbedaan antara keduanya. Allah, begitu dekat di masa lalu, sekarang benar-benar tiada. Keheningan tidak akan bisa lebih dalam, siang dan malam, tangisan pemazmur tetap tidak terjawab. Paruh pertama dari mazmur adalah pergantian antara masa lalu dan sekarang, antara gambaran iman-kepercayaan dimasa lalu dan kecemasan atas keadaan sekarang. Apakah pemazmur pada akhirnya akan meninggalkan Allah? Dia juga merasa sehancur-hancurnya dengan mengatakan. "Aku ini cacing dan bukan orang," pada ayat 7 setelah kehilangan semua rasa kemanusiaannya. Yang lain tidak hanya mengacuhkannya bahkan lebih lagi, dengan penghinaan. Mereka menertawakannya: "Biarlah Tuhan meluputkannya". Di ambang kematian, pemazmur melihat tubuhnya sendiri mengurai: "Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; ... Segala tulangku dapat kuhitung . "

Semua emosi dan misteri dalam Mazmur ini berada di antara pernyataan sederhana - "Engkau tetap jauh" – dan permohonan yang rendah hati – "Janganlah jauh dari padaku." Pemazmur menceritakan kesedihannya dan, pada saat yang sama, tidak berhenti mengingat Allah serta memohon kepada-Nya.

Kemudian tanpa diduga, hal sebaliknya terjadi. Apa yang terjadi sebenarnya dan apa yang Tuhan lakukan sebagai penyebab penderitaan pemazmur tetap tidak terlalu jelas Namun sekarang, pemazmur mengundang orang lain untuk bergabung dalam jemaah yang besar untuk memuji Tuhan, memuji Tuhan justru karena apa yang terjadi padanya. Tiada jejak sakit hati. Jawaban Tuhan tampaknya telah menghapus semua keinginan untuk membalas para penganiayanya. Mazmur ini menyiratkan bahwa para penganiaya juga sebenarnya menderita. Karunia Allah begitu besar sehingga semua diundang untuk bernyanyi dengan pemazmur.

Lambat laun dengan berlanjutnya mazmur, lingkaran undangan bertumbuh, menggambarkan pesta yang akan terjadi. Yang pertama hadir adalah kaum miskin dan orang-orang yang mencari Allah, yaitu mereka yang dekat dengan pemazmur. Kemudian pada gilirannya, seluruh penjuru bumi dan orang-orang dari semua bangsa juga diundang. Akhirnya, pemazmur berbicara tentang mereka yang belum lahir juga akan memuji Tuhan. Semua generasi diajak ke perayaan yang semakin besar. Apa yang terjadi pada satu orang di dalam penderitaannya memiliki arti bagi semua orang di sepanjang waktu. Tidak ada yang bisa dikecualikan. Setelah melewati penderitaan dan menerima jawaban Tuhan, pemazmur memancarkan sukacita dan kasih sayang tak terbatas, tatapannya merangkul semua yang hidup.

- Apakah yang dikatakan mazmur 22 kepadaku tentang penderitaan orang lain, orang yang saya kenal atau mereka yang jauh dari saya? Apakah ini membantuku untuk memberi perhatian kepada mereka?

- Apakah yang dikatakan mazmur 22 tentang kesulitanku dan saat-saat sulit yang kadangkala harus kulalui?

- Apakah yang disampaikan doa ini kepada kita tentang Allah, tentang Yesus?



Renungan Kitab Suci yang lainnya